Struktur Model Bisnis ( Revenue Model )

Struktur Model Bisnis

(Revenue Model)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DISUSUN OLEH :

MARTINI S.

2012221109

 

STIE NOBEL INDONESIA MAKASSAR

TAHUN AJARAN

2013/2014

 

 

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT atas berkat rahmat-Nya sehungga saya dapat menyelesaikan tugas makalah E-COMMERCE dengan judul ‘STRUKTUR MODEL BISNIS (REVENUE MODEL)’.Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah E-COMMERCE. Keberhasilan kami menyelesaikan makalah ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak serta keteguhan hati kami sebagai tim penulis, meskipun banyak hambatan yang kami hadapi, namun semua menjadi pelajaran dan pengalaman yang berkesan.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dorongan dan bantuan yang kami terima sampai dengan menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada kata-kata yang salah dan tidak berkenan di hati pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya adanya kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya harapkan dari bapak agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar

05 januari 2014

    (MARTINI  S.)

 

DAFTAR ISI

 

    KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang        ……………………………………………………………………….. 1

B.     Rumusan Masalah   ……………………………………………………………………….. 2

BAB II  PEMBAHASAN

  1. Pengertian revenue model…………………………………………………3
  2. Jenis-Jenis Revenue
    1. Penjualan………………………………..…………………………. 6
    2. Komisi transaksi……………………..…………………….…………. 7
    3. Iuran anggota atau biaya pendaftaran ..………….………………… 10
    4. Iklan……………………….………………..…………..…………….12
    5. Royalty ……………………………………..……………………………15
    6. Sumber revenue lain……………………………………………………….17

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….. 18

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. 1.      Latar Belakang

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:

  1. Menyediakan harga kompetitif
  2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
  3.  Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
  4.  Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
  5.  Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
  6. . Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain
  7.  Mempermudah kegiatan perdagangan

Sumber:See more at: http://www.baliorange.web.id/pengertian-

ecommerce/#sthash.tdwmNetD.dpuf

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN REVENUE MODEL

Internet pada masa sekarang ini sudah merupakan kebutuhan pokok, kita dapat memperoleh berbagai macam informasi, berbelanja online, online banking, online marketing, online affiliate, sosialisasi online, kuliah online, online advertising dll. Sebagai contoh situs online banking yang sedang naik daun adalah http://www.paypal.com sedang situs online shopping dan online marketplaces adalah http://www.ebay.com dan http://www.amazon.com yang menjual barang dari mulai barang pecah belah sampai mobil mewah. Tentu saja kemajuan yang begitu pesat yang semakin mewujudkan dunia tanpa batas ini sudah tercium oleh masyarakat Indonesia, banyak perusahaan berskala besar, menengah dan kecil yang ikut membangun kekuatan brand di dunia online. Promosi produk secara online memang menjadi pilihan tepat saat ini disamping biaya yang relatif murah juga karena pentingnya sosilaisasi produk untuk skala global.

Revenue Model adalah bagaimana suatu bisnis, baik yang dijalankan oleh perusahaan atau perorangan, memperoleh pendapatan dari proses transaksi, penjualan barang atau pun jasa. Berkaitan dengan e-commerce, tentunya revenue model pada e-commerce akan berbeda dengan tradisional model.

pada portal e-commerce yang menerapkan advertising model, revenue atau pendapatan diperoleh melalui pemasangan iklan dari customer, site conten, dan service draw hits, pemasangan banners ataupun link ke customer (baik web site perusahaan ataupun website individu).

yang paling banyak diterapkan dan dapat dilakukan dalam e-business maupun e-commerce khususnya untuk meraup pendapatan yaitu :

  1. advertising revenue model. business model jenis ini adalah pemilik situs e-commerce atau pelaku e-business akan mendapatkan revenue dari pemasangan iklan di situs web oleh client-clientnya. contoh situs ini antara lain Yahoo.com
  2. Subscription revenue model. dalam hal ini, revenue didapatkan dari biaya keanggotaan atau subscription untuk suatu service, misalnya layanan berita, informasi, atau premium email. Contoh situs ini adalah Nationalgeographic.com, email dari Yahoo Platinum service.
  3. Transaction fee revenue model. Business model jenis ini banyak yang menerapkan. Pada business model ini, pelaku bisnis akan mendapatkan fee dari setiap transaksi yang dilakukan. contoh business model jenis ini adalah e-banking, atau electronic brokerage, electronis stock exchange, electronic travel agent, online auction system. contoh situs ini adalah e-bay.com, e-trade.com
  4. Sales revenue model. Business model jenis ini mengandalkan proses jual beli menggunakan teknologi web, oleh karenannya business model ini paling banyak diterapkan. contohnya adalah online web store. contoh situs ini adalah Amazon.com

http://dianalorenna-ebusiness.blogspot.com/2009_03_31_archive.html

Perusahaan atau proyek e-commerce mendapatkan revenue melalui :

  1. JENIS JENIS REVENUE MODEL
    1. Penjualan

Dimana sebuah perusahaan e-commerce memperoleh revenue dari menjual barang atau jasa melalui situs web.

  • Pengertian Penjualan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan

Orang orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.

1.Hubungan Promosi Dengan Penjualan

Dalam kegiatan pemasaran yang sangat kompleks dan saling berkaitan yang satu dengan yang lainnya, seperti promosi dan penjualan hendaknya dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba. Promosi berfungsi untuk meningkatkan volume penjualan juga sebagai strategi untuk menjangkau pembeli untuk melakukan pertukaran. Sedangkan penjualan adalah pemindahan barang dan jasa yang dilakukan oleh penjual. Pada umumnya perusahaan yang ingin mempercepat proses peningkatan volume penjualan akan melakukan untuk mengadakan kegiatan promosi melalui iklan, personal selling, dan publisitas. Apabila volume penjualan dirasakan cukup besar sesuai dengan yang diinginkan serta cukup mantap, maka umumnya perusahaan menurunkan kegiatan promosi atau sekedar mempertahankannya. Meskipun demikian seringkali perusahaan dalam menurunkan kegiatan promosi diikuti pula oleh penurunan penjualan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa kemungkinan, misalnya penurunan promosi tersebut perlu ditinjau kembali. Peninjauan tentang keputusan promosi tersebut hendaknya dilakukan dalam skop yang luas, dengan demikian penyajian penetapan kebijakan promosi yang kurang tepat dapat dihindarkan.

  1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 1990).

1 .Kondisi dan Kemampuan Penjual.

Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atasbarang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjualharus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:

  1. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
  2. Harga produk.
  3. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.
  1. KOMISI TRANSAKSI

Setiap transaksi isi ulang pulsa yang dilakukan member-member dalam level 1 sampai level 10 dari group Anda, Anda akan mendapatkan komisi transaksi sebesar Rp 50,- per transaksi per member.

Besarnya potensi komisi transaksi Anda mencapai  Rp 2.097.150.000,- atau lebih
Ilustrasi potensi penghasilan Anda

Contoh : Anda mensponsori 4 orang mitra ( jumlah sebenarnya tak terbatas ) dan mitra di bawah Anda melakukan hal yang sama. Jumlah transaksi pengisian pulsa adalah 1 kali transaksi / hari, maka komisi transaksi Anda adalah :

Level  Jml Member 

 Trx / Hari /Mitra

 Komisi   Jml Komisi 

1

 4 mitra

1

 Rp  50  Rp                6.000

2

 4×4 mitra

1

 Rp  50  Rp              24.000

3

 4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp              96.000

4

 4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp            384.000

5

 4x4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp          1.536.000

6

 4x4x4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp          6.144.000

7

 4x4x4x4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp        24.576.000

8

 4x4x4x4x4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp        98.304.000

9

 4x4x4x4x4x4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp      393.216.000

10

 4x4x4x4x4x4x4x4x4x4 mitra

1

 Rp  50  Rp   1.572.864.000
 Total komisi transaksi per Bulan  Rp   2.097.150.000

Total potensi komisi Anda : Rp   2.097.150.000 / bulan

http://id-pulsagram.blogspot.com/p/komisi-bonus.ht

 

  1. IURAN ANGGOTA DAN PENDAFTARAN

Dimana pelanggan membayar jumlah yang tidak berubah, biasanya per bulan, untuk mendapatkan suatu tipe layanan.

Contoh: access fee untuk AOL

Persyaratan & Ketentuan:

  • Keanggotaan bersifat sukarela dan tanpa paksaan
  • Hanya mereka yang pernah mengikuti pelatihan dari CI IBH aktif yang dapat mendaftarkan diri menjadi anggota IBH
  • Terdapat 3 jenjang keanggotaan yaitu: Certified Hypnotist (CH), Certified Hypnotherapist (CHt), dan Certified Instructor (CI)
  • Iuran tahunan dibayarkan sesuai jenjang kualifikasinya
  • Keanggotaan dapat diperpanjang setelah masa berlakunya habis
  • Besarnya iuran tahunan dapat berubah sewaktu-waktu
  • Khusus untuk perpanjangan, iuran yang dibayarkan hanya jenjang tertinggi saja

Prosedur
Anggota Baru

Pendaftaran anggota baru dapat dilakukan melalui CI-IBH yang bersangkutan atau melalui kantor pusat dengan memberikan informasi berikut ini:

  • Nama lengkap
  • Alamat & Telpon
  • Alamat Email
  • Nomor Ponsel
  • Pengajar (CI-IBH)
  • Jenis Pelatihan
  • Tanggal Pelatihan
  • Tempat Pelatihan

Informasi tersebut di atas dapat di email ke alamat email yang tertera di bawah atau dibawa langsung ke sekretariat pusat.

http://ibhcenter.org/id/event/pendaftaran-dan-perpanjangan-anggota_14

  1. IKLAN

v  Jenis-Jenis Iklan

Secara garis besar, iklan dapat digolongkan menjadi tujuh ketegori pokok yakni ;

  1. Iklan Konsumen (Consumer Advertising)

1 .Barang konsumen (consumer goods) seperti bahan   makanan, shampoo, sabun dan   sebagainya.
2. Barang tahan lama (durable goods), misalnya bangunan tempat tinggal, mobil, perhiasan, dan sebagainya.

Media yang paling cocok : surat kabar, majalah, televisi, radio dan sebagainya.

3.. Iklan Antar Bisnis

Kegunaan iklan antar bisnis adalah mempromosikan barang-barang dan jasa non-konsumen. Artinya, baik pemasang maupun sasaran iklan sama-sama perusahaan.
Produk yang diiklankan adalah barang antara atau yang harus diolah / menjadi unsur produksi. Termasuk di sini adalah pengiklanan bahan-bahan mentah, komponen, cuku cadang, dan aksesori-aksesori, fasilitas pabrik dan mesin, serta alat tulis kantor dan lain-lain.
Media : jurnal-jurnal perdagangan dan teknik, literatur dan katalog teknik, pameran-pameran dagang, jasa kiriman pos, serta seminar dan demonstrasi teknik.
4.. Iklan Perdagangan (Trade Advertising)

Iklan perdagangan secara khusus ditujukan kepada kalangan distributor, pedagang-pedagang kulakan besar, para agen, eksportir/importir, dan para pedagang besar dan kecil. Barang-barang yang diiklankan itu adalah barang-barang untuk dijual kembali.
Media : Pameran perdagangan, yang diselenggarakan asosiasi perdagangan, yang ditujukan kepada para distributor.

5.Iklan Eceran (Retail Advertising)

Contoh yang paling mencolok adalah iklan-iklan yang dilancarkan oleh pasar swalayan atau pun toko-toko serba ada berukuran besar.

Iklan mengenai pasta gigi, produk susu, atau makanan ringan yang kita lihat di pasar swalayan yg  tidak dibuat oleh pihak pengelola pasar swalayan, melainkan oleh perusahaan yang membuat makanan /minuman itu.

6. Iklan Keuangan (Financial Advertising)

Secara umum iklan keuangan meliputi  iklan-iklan bank, jasa tabungan, asuransi, dan investasi dsb

Media : Koran keuangan dan bisnis saja, misalnya di Bisnis Indonesia dan Investor Daily
7. Iklan  Langsung  (Direct Advertising)

Ciri khusus pada pemanfaatan media bagi iklan langsung adalah bersifat personal dan produk-produk yang diiklankan meliputi barang-barang tahan lama. Misalnya adalah penawaran produk kendaraan, tabungan, investasi, properti, pendidikan dan sebagainya.
Media-media yang digunakan pada iklan langsung antara lain surat yang buat khusus untuk dikirimkan kepada calon konsumen, pengiriman brosur, dan sejenisnya.
7. Iklan  Lowongan Kerja (Recruitment Advertising)

Iklan jenis ini bertujuan merekrut calon pegawai (seperti pegawai perusahaan swasta, pegawai negeri  atau badan-badan umum lainnya)

Media-media untuk iklan lowongan ini biasanya adalah :
– Surat kabar nasional

– Surat kabar daerah

– Terbitan-terbitan gratis iklan lowongan

– Radio dan televise

5.ROYALTI

Royalti adalah royalty yaitu jumlah yang dibayarkan untuk penggunaan property,seperti hak paten,hak cipta,atau sumber alam;misalnya,pencipta mendapat bayaran royalty ketika ciptaannya diproduksi dan dijual;pemilik tanah menyewakan tanahnya keperusahaan minyak atau perusahaan penambangan akan memperoleh royalty atas dasar jumlah minyak yang dihasilkan dari tanah tersebut.

Pola Besarnya Royalti Berdasar “Timing” Perjanjian

POLA I

–        selalu sama

–        berlaku untuk situasi dimana kondisi bisnis dan nilai dari teknologi dianggap relatif tidak berubah dengan perkembangan waktu

POLA II

–        berlaku untuk teknologi baru, dimana penerima lisensi pertama, sebagai perintis pasar, memperoleh pangsa pasar yg besar dan oleh karenanya membayar royalti lebih besar

–        penerima lisensi selanjutnya membayar royalti lebih kecil karena hanya kebagian pasar yang lebih kecil, dan kemungkinan harga produk telah jatuh karena keunggulan kompetitif teknologi mulai berkurang

POLA III

–        berlaku untuk teknologi yg terus dikembangkan lebih lanjut

–        penerima lisensi selanjutnya membayar royalti lebih mahal karena teknologi yang diperoleh lebih aman dan teruji

POLA IV

–        merupakan kombinasi pola III pada tahap awal dan pola II pada tahap akhir

–        penerima lisensi selanjutnya membayar lebih mahal untuk teknologi yang lebih aman, teruji dan berkembang, namun setelah paten inti dari teknologi berakhir, maka penerima lisensi setelah paten inti telah berakhir akan membayar lebih murah

  1. SUMBER REVENUE LAIN

Revenue streams adalah sumber-sumber pendapatan perusahaan. Perusahaan membutuhkan revenue stream supaya tetap hidup. Setiap perusahaan harus memikirkan revenue stream.

Revenue stream bisa berasal dari layanan yang bersifat sekali bayar atau one fee project. Untuk one fee project ini perusahaan akan mencharge lebih mahal untuk menjaga kas perusahaan bisa bertahan lama.

Revenue juga bisa berasal dari pendapatan yang terus berulang. Jenis revenue stream ini akan ini relatif lebih murah karena akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan di masa depan. Revenue stream ini adalah yang tergolong langganan seperti telepon,  listrik, air, web hosting dan lain-lain. Perusahaan yang mempunyai revenue stream bersifat recurring/berulang akan lebih dapat bertahan dan berkembang.License juga masuk dalam dalam revenue stream yang baik. Dengan pemakaian license dari pihak lain maka akan ada pemasukan perusahaan yang terus-menerus mengisi kas. License ini bisa bersifat pemakaian teknologi atau pemakaian software dalam kurun waktu tertentu.

Membuat revenue stream yang terus-menerus menuntut kita membuat bisnis model yang baik. Kita harus mencari model bisnis yang memiliki pemasukan terus-menerus dimana pelanggan-pelanggan kita berlangganan. Tentu saja kita juga harus memperhitungkan sumber daya yang digunakan untuk layanan yang kita berikan ini.

Layanan sewa juga merupakan revenue stream yang baikl. Sewa kantor, tanah, peralatan dan lain-lain adalah revenue stream yang sehat. Perusahaan akan terus-menerus mendapatkan pendatapatan/revenue yang stabil.

Setiap pemilik bisnis harus lebih fokus kepada revenue yang stabil dan berulang dan jangan berfokus kepada one time fee project. Boleh saja kita mencari one time project, tetapi usahakanlah untuk mendapatkan biaya maintenancenya.

Contoh: beberapa perusahaan e-commerce memperbolehkan orang-orang untuk bermain game di situs webnya dengan bayaran. Contoh lain: licensing fees.

BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Perusahaan atau proyek e-commerce mendapatkan revenue melalui :

  • Ø Penjualan

Dimana sebuah perusahaan e-commerce memperoleh revenue dari menjual barang atau jasa melalui situs web.

  • Komisi Transaksi (Transaction Fees)

Dimana sebuah perusahaan e-commerce mendapatkan komisi berdasarkan banyaknya transaksi yang dilakukan.

Contoh: ketika pemilik rumah menjual rumah, biasanya pemilik rumah akan membayar transaction fee kepada broker.

  • Iuran Anggota atau biaya pendaftaran (Subscription Fees)

Dimana pelanggan membayar jumlah yang tidak berubah, biasanya per bulan, untuk mendapatkan suatu tipe layanan.

Contoh: access fee untuk AOL

  • Iklan (Advertising Fees)

Dimana sebuah perusahaan e-commerce meminta bayaran kepada pihak lain untuk biaya menaruh banner pada situs web perusahaan.

  • Royalti (Affiliate Fees)

Perusahaan mendapatkan komisi untuk mengarahkan pelanggan pada situs web pihak lain.

  • Sumber Revenue Lainnya.

Contoh: beberapa perusahaan e-commerce memperbolehkan orang-orang untuk bermain game di situs webnya dengan bayaran. Contoh lain: licensing fees.

  1. DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Revenue Model

http://dianalorenna-ebusiness.blogspot.com/2009_03_31_archive.html

Jenis-Jenis Revenue Model

Penjualan

http://geeggael.blogspot.com/2011/01/mendeskripsikan-bagaimana-perusahaan.html

http://www.baliorange.web.id/pengertian-

Komisi Transaksi

      http://id-pulsagram.blogspot.com/p/komisi-bonus.ht

Iuran Anggota Dan Pendaftaran

http://ibhcenter.org/id/event/pendaftaran-dan-perpanjangan-anggota_14

Iklan

http://pramsky.blogspot.com/2009/12/jenis-tujuan-dan-manfaat-iklan.html

Royalti

http://dahusna.wordpress.com/

Tinggalkan komentar